Selasa, 28 April 2020

KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN

Apakah arti kepemimpinan?  Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:

1.   Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung
    melalui  proses  komunikasi  untuk    mencapai  satu  atau  beberapa  tujuan  tertentu
    (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
2.   Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk
    mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
3.   Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang
    diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
Pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi,
melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama. Menurut  James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
•    Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan
atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar
organisasi.
•    Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas). Seorang   pemimpin   bertanggungjawab   untuk   menyusun   tugas   menjalankan   tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai hasil yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
•    Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses  kepemimpinan  dibatasi  sumber,  jadi  pemimpin  harus  dapat  menyusun  tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada  staf.  Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
•    Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang   pemimpin   harus   menjadi   seorang   pemikir   yang   analitis   dan   konseptual.
Selanjutnya  dapat  mengidentifikasi  masalah  dengan  akurat.  Pemimpin  harus  dapat
menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan  lain.
•    Pemimpin adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
•    Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
•    Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah. Menurut Henry Mintzberg,  Peran Pemimpin adalah :
1.   Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin
    yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2.   Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3.   Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan,
    sumber alokasi, dan negosiator
.   Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
1.   Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2.   Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama.  Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.



3.     Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif
didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk
itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin
harus  dapat  dan  mau  bekerja  untuk  jangka  waktu  yang  lama  dan  kondisi  tidak
ditentukan.  Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang
positif, seperti ;
a.   Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka  mempunyai  motivasi  dan  mempertahankan  pekerjaan  yang  baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
b.   Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada
prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan
rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c.   Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan
berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab
kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman
yang  datang  dari  dalam  diri  sendiri.  Rasa  aman  tergantung  pada  inisiatif,
ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d.   Sinergi
Orang  yang  berprinsip  senantiasa  hidup  dalam  sinergi  dan  satu  katalis perubahan.  Mereka  selalu  mengatasi  kelemahannya  sendiri  dan  lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.
e.   Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai
keberhasilan  yang  tinggi.    Jadi  dia  tidak  hanya  berorientasi  pada  proses.
Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang
berhubungan dengan: (1) pemahaman materi; (2) memperluas materi melalui
belajar   dan   pengalaman;    (3)   mengajar   materi   kepada   orang   lain;    (4)
mengaplikasikan  prinsip-prinsip;    (5)  memonitoring  hasil;    (6)  merefleksikan
kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru; dan (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.

Ajaran kepemimpinan Ki Hajar Dewantara (asas kepemimpinan Pancasila)

Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang - orang yang dipimpinnya.

Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa
    dan berkreasi pada orang - orang yang dibimbingnya.

Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang - orang yang diasuhnya
    berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.

Ajaran Kepemimpinan ASTABRATA
Seorang (pemimpin) itu harus dapat mencerminkan sifat-sifat :

1.   Indra Brata, beliau sebagai dewa hujan.Pemimpin hendaknya mampu menciptakan
    kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyatnya.







2.   Yama Brata, dewa penegak kebenaran. Pemimpin hendaknya tidak pilih kasih dalam
    menjatuhkan hukuman bagi rakyatnya.
3.   Surya Brata, (matahari) beliau memberikan penerangan menyeluruh dan
merata.Pemimpin harus tegas dalam mengambil suatu keputusan dan selalu bertindak persuasif,serta dapat memberi pencerahan kepada rakyatnya.
4.   Candra Brata (bulan),bersifat menyejukan,tenang,dan lemah lembut.Seorang
    pemimpin mampu menyenangkan hati bagi rakyatnya.
5.   Bayunila Brata, beliau berifat angin yang dapat memasuki semua tempat.Pemimpin itu
    senantiasa mengayomi rasa aman dan bertanggungjawab secara transparan.
6.   Kuwera Brata, dewa pemurah hati pemberi kekayaan atau dewa uang. Pemimpin
    mampu mengelola sumber kekayaan alam untuk kesejahteraan seluruh rakyat.
7.   Baruna Brata,dewa penguasa laut (Samudra) dengan senjata Nagapasanya.Pemimpim
    minimal memiliki pengetahuan yang luas untuk mengikat semua pendapat,dan secara
    cepat menyimpulkannya.
8.   Agni Brata. Dewa api,sifat api ganas tak pandang bulu.Seorang pemimpin selain dapat
membangkitkan semangat seluruh rakyat untuk membagun,juga berani menghadapi
setiap tantangan dan selalu dapat mengatasinya.Kalau berperang selalu dipihak yang
menang.

Gaya kepemimpinan berdasar cara memimpin

    Otokratis : Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam
    mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan
    digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri,
    dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja
    yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas
    ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya
    memungkinkan   pengambilan   keputusan   dengan   cepat   serta   memungkinkan
    pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.

    Partisipasif : Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga
    keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.

    Demokrasi  :  Ditandai  adanya  suatu  struktur  yang  pengembangannya  menggunakan
    pendekatan   pengambilan   keputusan   yang   kooperatif.   Di   bawah   kepemimpinan
    pemimpin   yang   demokrasis   cenderung   bermoral   tinggi   dapat   bekerjasama,
    mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.

    Kendali Bebas : Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur
    organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari
    kuasa dan tanggung - jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik
    dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.

Gaya kepemimpinan berdasar cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah

o    Directing :Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum
memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda
berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa
yang  harus  dikerjakan.  Dalam  situasi  demikian,  biasanya  terjadi  over-communicating
(penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu).
Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan -aturan dan proses
yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil
yang sudah dikerjakan.



o    Coaching : Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi
juga   menjelaskan   mengapa   sebuah   keputusan   itu   diambil,   mendukung   proses
perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat
apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas.
Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya,
dengan  meluangkan  waktu  membangun  hubungan dan  komunikasi  yang  baik  dengan
mereka.

o    Supporting : Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya
dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail,
tetapi  tanggung  jawab  dan  proses  pengambilan  keputusan  dibagi  bersama  dengan
bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik - teknik yang
dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini
kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang - bincang, untuk lebih melibatkan mereka
dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran - saran mereka mengenai
peningkatan kinerja.

o    Delegating : Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.







Ajakan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
dalam rangka
REVITALISASI GERAKAN PRAMUKA
•  erkuat Gerakan Pramuka sebagai wadah
    pembentukan karakter bangsa
•  aih  keberhasilan melalui kerja keras secara
    cerdas dan ikhlas
•  jak kaum muda meningkatkan semanagat bela
    Negara
antapkan tekad kaum muda sebagai patriot pembangunan
•  tamakan kepentingan bangsa dan Negara diatas
    segalanya
•  okohkan persatuan dan kesatuan Negara
    Republik Indonesia
•  malkan Satya dan Darma Pramuka













KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 080 TAHUN 1988
TENTANG POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA
A. Pengertian
a. Pembinaan secara umum diartikan sebagai usaha untuk memberi pengarahan dan
    bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Pembinaan di dalam Gerakan Pramuka adalah usaha pendidikan yang dilakukan secara
    terus menerus oleh anggota dewasa terhadap anak didik, dengan menggunakan prinsip
    dasar  metodik  pendidikan  kepramukaan,  dan  sistem  among,  yang  pelaksanaannya
    disesuaikan dengan keadaan, perkembangan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan
    negara.
c. Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah proses pendidikan dan pembinaan
    kepribadian, watak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, ketangkasan, kesehatan
    dan kesegaran jasmani, dan kepemimpinan bagi para Pramuka Penegak dan Pandega,
    sehingga dapat hidup mandiri.
Pembinaan ini dapat dikelompokkan menjadi :
1) kegiatan Bina Diri : pembinaan pribadi, baik jasmani maupun rohani
2) kegiatan  Bina Satuan     : pembinaan kepemimpinan dan keterampilan pengelolaan
satuan/kwartir  dalam  Gerakan  Pramuka,  serta  darma  baktinya  kepada  Gerakan Pramuka.
3) kegiatan Bina Masyarakat : pembinaan kepemimpinan dan keterampilan pembangunan
    masyarakat, serta darma baktinya kepada masyarakat, bangsa dan negara.
d. Pola Pembinaan adalh kerangka kegiatan pembinaan, agar pelaksanaan pembinaan
    tersebut dapat berdayaguna dan tepatguna, serta mencapai tujuannya.
e. Pola pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah kerangka kegiatan pembinaan
    Pramuka   Penegak   dan   Pandega,   yang   meliputi   perencanaan,   pengorganisasian,
    pelaksanaan kegiatan, dan bahan kegiatannya, sehingga pembinaan itu terarah dan
    teratur, berdayaguna, dan tepatguna, dalam rangka mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
f. Maksud Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah :
1) Merupakan pedoman pimpinan untuk menentukan kebijaksanaan umum dalam usaha pembinaan dan pengembangan Pramuka Penagk dan Pandega.
2) Merupakan pedoman berpikir dan bertindak bagi Pramuka Penegak dan Pandega.
g. Tujuan Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah :
Menentukan  kebijaksanaan  umum  yang  selalu  konsisten  dan  terarah  serta  terpadu
dengan kebutuhan organisasi di satu pihak dan pengembangan anak didik di pihak lain.
h. Posisi Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah :
1) Sebagai pengembangan dari Pola Umum Gerakan Pramuka.
2) Uraian dan penjabaran tentang ketegasan kedudukan dan peranan Pramuka Penegak
    dan Pandega sebagai anak didik.
3) Pendukung dan pelengkap bagi Pola Umum Jangka Panjang.
i. Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah kerangka pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega yang lebih terinci, agar dapat dilaksanakan secara berencana, terarah dan terpadu, sehingga berdayaguna dan tepatguna.
j. Sangga adalah satuan terkecil Pramuka Penegak dengan jumlah anggota maksimum 10
orang.
k. Reka adalah satuan terkecil Pramuka Pandega dengan jumlah anggota maksimum 10
    orang.
B. Landasan
a. Landasan ideal : Pancasila.
b. Landasan konstitusional : Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
c. Landasan mental, moral dan normatif : Kode Kehormatan Pramuka yaitu Trisatya sebagai
    janji Pramuka, dan Dasadarma sebagai ketentuan moral, serta etika, tata nilai, dan adat
    istiadat yangluhur, yang hidup dalam masyarakat sebagai norma.
d. Landasan Struktural
1) Keputusan Presiden RI nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka.



2) Ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3) Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
4) Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
e. Landasan Operasional
1) Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
    Pancasila.
2) Ketetapan MPR RI tentang Garis-garis Besar Haluan Negara.
3) Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 0323/U/1978 tentang Pola
    Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda.
4) Ketentuan-ketentuan Gerakan Pramuka yang berkaitan dengan Pembinaan Pramuka
    Penegak dan Pandega.
f. Landasan Konsepsional
1) Hakekat Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan non formal.
2) Tujuan Gerakan Pramuka seperti yang tercantum di dalam Anggaran Dasar Gerakan
    Pramuka.
3) Asas pendidikan dan nilai kebudayaan nasional.
4) Asas Pembangunan Nasional.
g. Landasan Historis
1) Sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
2) Sejarah perkembangan Gerakan Pramuka.
C. Wadah Pembinaan
a. Ambalan adalah wadah pembinaan bagi Pramuka Penegak di Gugusdepan.
b. Racana adalah wadah pembinaan bagi Pramuka Pandega di Gugusdepan.
c. Dewan Kerja adalah wadah di Kwartir beranggotakan Pramuka Penegak dan Pandega
    yang dipilih dalam musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera, sesuai
    petunjuk penyelenggaraan Dewan Kerja.
d.  Satuan  Karya  adalah  wadah  pembinaan  Pramuka  Penegak  dan  Pandega  untuk
    menambah  keterampilan  dan  pengetahuan  khusus  di  bidang  pembangunan,  tanpa
    meninggalkan kedudukannya sebagai anggota Gugusdepan.
e. Kelompok Kerja adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak dana Pandega untuk
    belajar dan mengembangkan suatu ilmu pengetahuan dan keterampilan tertentu guna
    kebutuhan  suatu  program.  Anggota  Kelompok  Kerja  adalah  Pramuka  Penegak  dan
    Pandega, Pembina, Pelatih dan orang-orang yang dianggap mampu dan ahli dalam suatu
    bidang ilmu atau keterampilan tertentu untuk membuat perencanaan tentang program
    kegiatan Ambalan, Racana atau Dewan Kerja.
f.  Sangga  Kerja  adalah  wadah  pembinaan  Pramuka  Penegak  dan  Pandega  yang
mempunyai tugas melaksanakan program kegiatan Ambalan, Racana atau Dewan Kerja.
D. Pengorganisasian
a. Ambalan
1) Ambalan beranggotakan warga Ambalan yang terdiri atas :
    Penegak, Calon Penegak dan Tamu Ambalan.
2) Untuk menggerakkan Ambalan dibentuk Dewan Ambalan
a) Dewan Ambalan terdiri atas semua Pramuka Penegak yang sedikitnya sudah dilantik
    sebagai Penegak Bantara.
b) Dewan Ambalan dipimpin oleh :
(1) eorang Pradana
(2) Seorang Kerani
(3) Seorang Bendahara
(4) Seorang Pemangku Adat
c) Tugas Dewan Ambalan merencanakan dan melaksanakan program berdasarkan
    Keputusan Musyawarah Penegak.
3) Apabila diperlukan, Ambalan dapat membentuk Sangga. Dalam melaksanakan tugas,
    Dewan Ambalan dapat membentuk Sangga Kerja.
4) Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut kehormatan anggota, maka dibentuk
    Dewan Kehormatan yang terdiri atas Pradana, Pemangku Adat, serta Pembina sebagai
    Penasehat.
5) Musyawarah Penegak dilaksanakan sedikitnya 1 (satu) tahun sekali yang dihadiri oleh
    seluruh anggota Ambalan dengan acara:




a) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
b) Merencanakan kegiatan Ambalan yang akan datang.
c) Membicarakan Adat Istiadat Ambalan.
d) Memilih Pengurus Dewan Ambalan masa bakti berikutnya.
b. Racana
1) Racana beranggotakan warga Racana yang terdiri atas :
    Pandega dan Calon Pandega.
2) Untuk menggerakkan Racana dibentuk Dewan Racana
a) Dewan Racana terdiri atas semua Pramuka Pandega yang sudah dilantik sebagai
    Pandega.
b) Dewan Racana dipimpin oleh :
(1) Seorang Ketua
(2) Seorang Sekretaris
(3) Seorang Bendahara
(4) Seorang Pemangku Adat
3) Apabila diperlukan, Racana dapat membentuk Reka. Dalam melaksanakan program,
    Dewan Racana dapat membentuk Sangga Kerja.
4) Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut kehormatan anggota, maka dibentuk
    Dewan Kehormatan yang terdiri atas Ketua Dewan Racana, Pemangku Adat, serta
    Pembina sebagai Penasehat.
5) Musyawarah Pandega dilaksanakan sedikitnya 1 (satu) tahun sekali yang dihadiri oleh
    seluruh anggota Racana dengan acara:
a) Memilih Pengurus Dewan Racana masa bakti berikutnya.
b) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
c) Merencanakan kegiatan Racana yang akan datang.
d) Membicarakan Adat Istiadat Racana.
c. Dewan Kerja
Pramuka   Penegak   dan   Pandega   Puteri   Putera   diberi   kesempatan   menerapkan
kemampuan  dan  keterampilan  berorganisasi  dan  mengembangkan  kepemimpinan  di
Dewan Kerja.
E. Pengelola Pembinaan
a. Pelaksanaan Pembinaan Gerakan Pramuka dititik beratkan pada :
1) Pengembangan pendidikan kepramukaan
2) Pelaksanaan kegiatan kepramukaan
3) Pembangunan sarana fisik dalam pelaksanaan karya bakti
4) Pengembangan usaha dana dan koperasi Pramuka
5) Manajemen.
b. Pengelola pembinaan melalui wadah pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega diatur
    sebagai berikut :
1) Pengelola pembinaan Ambalan adalah Gugusdepan
2) Pengelola pembinaan Racana adalah Gugusdepan
3) Pengelola pembinaan Dewan Kerja adalah Kwartir
4) Pengelola pembinaan Satuan Karya adalah Pamong Saka dan Pimpinan Saka
5) Pengelola pembinaan Kelompok Kerja adalah Gugusdepan dan Kwartir
6) Pengelola pembinaan Sangga Kerja adalah Gugusdepan, Dewan Kerja dan Kwartir.
c. Sistem pembinaannya adalah sistem among :
- Ing ngarso sung tulodo (di depan memberi teladan)
- Ing madyo mangun karso (di tengah membangun kemauan)
- Tut wuri handayani (dibelakang memberi daya/dorongan)
d. Dasar perlakuan pembinaan terhadap Pramuka Penegak dan Pandega.
Dasar perlakuan berpangkal pada penjabaran dari rasa kepantasan, cinta kasih, keadilan dan  sedia  berkorban  terutama  dari  pihak  Pembina  Pramuka  dan  Pimpinan  Kwartir sehingga lebih mengarah pada :
1) Pemberian kesempatan kepada Pramuka Penegak dan Pandega secara langsung untuk tampil   sebagai   pemimpin   dengan   dukungan   yang   tulus   dari   orang   dewasa   yang bertanggung jawab.
2) Pemberian motivasi dan kesempatan untuk dapat membina satuan.



e. Arah perlakuan pembina terhadap Pramuka Penegak dan Pandega adalah menanamkan
    jiwa kepramukaan dan keterampilan bagi Pramuka Penegak dan Pandega.
f. Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega dilaksanakan dengan berpegang teguh pada suatu sistem dan metode yang mengandung unsur-unsur :
1) Kesinambungan dan keteraturan.
2) Kegiatan yang menarik dan mengandung pendidikan.
3) Memanfaatkan sumber setempat yang tersedia.
g. Kesinambungan pendidikan meliputi unsur :
1) Bina diri (kepentingan pribadi)
a)  Pendidikan  Pramuka  Penegak  merupakan  kelanjutan  dari  proses  yang  telah
    dipersiapkan sejak dari masa Siaga dan diteruskan dengan pengembangan pada
    masa  Penggalang  secara  berkesinambungan,  mendewasakan  mental,  spiritual,
    mengarahkan keterampilan, pengarahan dan pengembangan bakat menjadi profesi,
    sehingga menemukan jalan kearah mandiri dan mengembangkan kewiraswastaan.
b)  Pada  Pramuka  Pandega  merupakan  tahap  pengabdian  untuk  memperdalam
    dedikasi dengan pemantapan kepemimpinan dalam praktek pembinaan.
2) Bina satuan (kepentingan Gerakan Pramuka)
a)  Dalam  rangka  pengembangan  kepemimpinan  dibentuklah  Dewan  Kerja  yang
    bertugas  membantu  Kwartir.  Untuk  itu  diperlukan  kemampuan  merencanakan,
    melaksanakan, dan mengadakan evaluasi kegiatan yang sesuai dengan aspirasi
    mudanya.
b) Di samping itu Pramuka Penegak dan Pandega juga diberi kesempatan untuk
    mengembangkan   pengetahuan   dan   keterampilan   kepada   Pramuka   Siaga,
    Penggalang dan Penegak, melalui kegiatannya sebagai instruktur yang membantu
    para Pembina Pramuka dan Pamong Saka. Untuk itu mereka mendapat kesempatan
    mengikuti  Kursus  Instruktur,  Kursus  Pembina  Pramuka,  dan  berbagai  kursus
    keterampilan.
c) Dalam rangka regenerasi, bentuk kegiatan berupa kaderisasi perlu ditingkatkan dan
    dikembangkan   sehingga   terjadi   kesinambungan   kepemimpinan   dalam   usaha
    mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
3) Bina Masyarakat
a)   Dalam   rangka   pengembangan   kesadaran   bermasyarakat,   bentuk   kegiatan
    pengabdian masyarakat  perlu ditingkatkan dan dikembangkan, sehingga Pramuka
    Penegak dan Pandega dapat berperan dalam kehidupan bermasyarakat sekaligus
    dapat meletakkan landasan bagi masa depannya.
b)    Para    Pramuka    Penegak    dan    Pandega    diarahkan    untuk
mengembangkankepemimpinannya,    dengan    menganjurkan    berperan    dalam
masyarakat   sebagai   peneliti,   penyuluh,   penggerak,   pelopor   dan   pemimpin
masyarakat, sehingga di kemudian hari dapat berperan sebagai pemimpin bangsa
dan negara.
c) Pengabdian Pramuka Penegak dan Pandega kepada Masyarakat meliputi segala
    bidang   kehidupan   mnusia,   seperti   bidang   ekonomi,   sosial,   budaya,   agama,
    kesejahteraan   hidup,   keluarga   berencana,   lingkungan   hidup,   keamanan   dan
    pertahanan dan lain-lain.
PELAKSANAAN PROSES PEMBINAAN
1. Tamu Penegak
a. Tamu Penegak adalah seorang Pramuka Penggalang yang karena usianya dipindahkan
    dari Pasukan Penggalang ke Ambalan Penegak, atau pemuda yang berusia 16 tahun
    sampai dengan 20 tahun yang belum pernah menjadi anggota Gerakan Pramuka.
b. Lamanya menjadi Tamu Penegak paling lama 3 (tiga) bulan.
c. Selama menjadi Tamu Penegak diberi kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan adat-
    istiadat yang berlaku di Ambalan tersebut.
d. Bagi anggota Ambalan lainnya diberi kesempatan untuk mengenal dan menilai Tamu
    Penegak tersebut.



2. Calon Penegak
a. Calon Penegak ialah Tamu Penegak yang dengan sukarela menyatakan diri sanggup
    mentaati peraturan dan Adat Ambalan dan diterima oleh semua anggota Ambalan untuk
    menjadi anggota Ambalan tersebut.
b. Lamanya menjadi Calon Penegak sedikitnya 6 (enam) bulan.
c. Perpindahan status dari Tamu Penegak menjadi Calon Penegak dilaksanakan dengan
    upacara sederhana dan dialog yang mengandung pendidikan bagi segenap anggota
    Ambalan tersebut.
d.  Calon  harus  mawas  diri  dan  menghargai  orang  lain  serta  menyadari  hak  dan
    kewajibannya, antara lain :
1) Tidak mempunyai hak suara dalam musyawarah.
2) Mempunyai hak bicara dalam diskusi, pertemuan dan musyawarah.
3) Harus mengikuti acara Ambalan yang bersangkutan.
4) Berkewajiban menyelesaikan SKU tingkat Penegak Bantara.
5) Berkewajiban ikut menjaga dan mengembangkan nama baik Ambalannya.
e. Setiap Calon Penegak dibina oleh dua orang Penegak Bantara/Laksana dari Ambalan
    yang bersangkutan.
3. Penegak Bantara
a. Penegak Bantara adalah Calon Penegak yang telah memenuhi SKU bagi Penegak
    Bantara dan mentaati Adat Ambalan.
b.  Perpindahan  dari  Calon  Penegak  menjadi  Penegak  Bantara  dilaksanakan  dengan
    upacara pelantikan, yang bersangkutan mengucapkan janji Trisatya dengan sukarela dan
    berhak memakai tanda pengenal untuk Penegak Bantara.
c. Selama menjadi Penegak Bantara diberi kesempatan latihan membaktikan diri kepada
    masyarakat dan membentuk kepribadian yang kuat.
d. Seorang Penegak Bantara wajib tetap melanjutkan latihan dan kegiatan lainnya untuk :
1) Menyelesaikan SKU bagi Penegak Laksana sehingga dapat dilantik sebagai Penegak
Laksana.
2) Menempuh Syarat Kecakapan Khusus sesuai dengan kesenangan dan bakatnya
    sehingga mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus.
3) Mengembangkan bakat dan minatnya dalam Satuan Karya serta menyebarkan tugas
    pokok Sakanya itu sesuai dengan kemampuannya.
4) Mencari kesempatan untuk mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir sehingga dapat
    membantu   menyelenggarakan   kegiatan   di   Perindukan   Siaga   atau   Pasukan
    Penggalang.
5) Berperan serta dalam memberikan bantuan kepada Kwartir sesuai dengan kemampuan
    dan kesempatan yang ada padanya.
4. Penegak Laksana
a. Penegak Laksana adalah Penegak Bantara yang telah memenuhi SKU bagi Penegak
    Laksana dan mentaati Adat Ambalan.
b. Perpindahan dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana dilaksanakan dengan
    upacara kenaikan dengan mengucapkan ulang janji Trisatya dengan sukarela dan berhak
    memakai tanda pengenal untuk Penegak Laksana.
c. Selama menjadi Penegak Laksana diberi kewajiban memimpin kegiatan bakti untuk
    Gerakan Pramuka dan masyarakat.
d. Seorang Penegak Laksana wajib tetap melanjutkan latihan dan kegiatannya bahkan
    dikembangan terus untuk :
1)  Menambah  jumlah/bobot  dalam  menempuh  Syarat  Kecakapan  Khusus  sehingga
    mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus yang lebih tinggi.
2) Memperdalam dan memperluas keikut sertaanya di dalam Satuan Karya.
3) Mengikuti kursus yang diselenggarakan Gerakan Pramuka.
4)     Memberikan   kesempatan   untuk   membaktikan   dirinya   dengan   membantu
menyelenggarakan  latihan  atau  kegiatan  untuk  Perindukan  Siaga  atau  Pasukan Penggalang.
5) Berperan serta dalam memberikan bantuan kepada Kwartir sesuai dengan kemampuan
    dan kesempatan yang ada padanya.



5. Calon Pandega
a. Calon Pandega dipersiapkan untuk menjadi pemimpin (Pembina Pramuka) yang cakap,
    jujur dan bertanggung jawab.
b. Selama menjadi Calon Pandega berkewajiban menyelesaikan SKU tingkat Pandega
    sambil mempraktekkannya di dalam Satuan Penggalang atau Satuan Siaga.
c.   Para   Calon   Pandega   diberi   kesempatan   untuk   mengembangkan   kepribadian
    kepemimpinan dan meningkatkan jiwa pengabdian kepada masyarakat.
d. Lamanya menjadi Calon Pandega sedikitnya 6 (enam) bulan.
6. Pandega
a. Pandega adalah Calon Pandega yang telah memenuhi SKU bagi Pandega dan mentaati
    Adat Racana.
b. Perpindahan status dari Calon Pandega menjadi Pandega dilakukan dengan upacara
    sederhana dengan dialog yang mengandung pendidikan bagi segenap anggota Racana.
c.  Pandega  diharapkan sudah memiliki kepribadian  yang kuat sehingga  jiwa baktinya
    diamalkan untuk kepentingan umum.
d. Para Pandega diharapkan mempunyai sikap lebih mengutamakan kepentingan umum dari
    pada kepentingan pribadi.
e. Pandega berusaha sendiri meningkatkan keterampilannya dan kemampuannya sehingga
    dapat lebih banyak membantu dirinya agar dapat mandiri di samping dapat membantu
    Gerakan Pramuka baik dalam hal pengelolaan Kwartir maupun Gugusdepan.
d. Para Pandega merupakan pasangan kerja sepengabdian bagi para Pembina Pramuka.
PRINSIP DAN MATERI KEGIATAN
1. Prinsip Kegiatan
a. Gerak dasar kegiatan bagi pencapaian sasaran Pramuka Penegak dan Pandega adalah :
    Membangkitkan, mendorong dan mengarahkan serta mengatur dan mengembangkan
    keinginan/minat, semangat serta daya kemampuan Pramuka Penegak dan Pandega.
b.   Semua   bentuk   kegiatan   harus   berisi/mengandung   pendidikan   mental,   jasmani,
    pengetahuan,  keterampilan  dan  pengamalan  bakti  Pramuka  Penegak  dan  Pandega
    sehingga  dapat  menjadi  kader  pembangunan  yang  bermoral  Pancasila  dan  berjiwa
    wiraswasta, serta dapat hidup bahagia dengan pedoman dan penghayatan kehormatan
    Pramuka.
c. Dalam rangka menyiapkan Pramuka Penegak dan Pandega agar mampu membantu
    Pembina Pramuka Siaga dan Penggalang, mereka diberi kesempatan mengikuti Kursus
    Pembina Pramuka Mahir.
d. Kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega meliputi :
1) Bina diri
2) Bina satuan Pramuka
3) Bina masyarakat.
e. Metode kegiatan antara lain :
1) Permainan    6) Kelompok kerja
2) Diskusi    7) Penugasan pribadi
3) Demonstrasi    8) Perkemahan
4) Lomba    9) Ceramah.
5) Drama dan bermain peran
f. Bentuk kegiatan antara lain :
1) Perkemahan    7) Bakti Masyarakat
2) Gladian    8)   Pertemuan   Pramuka,   misalnya
3)Latihan Pengembangan    Raimuna
Kepemimpinan    9) Mengenal alam terbuka
4) Latihan keterampilan    10) Halang rintang dan gladi tangguh
5) Proyek percobaan (pilot)    11)Kegiatan agama
6) Kursus

2. Materi Kegiatan
a. Ruang lingkup materi kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega meliputi seluruh segi
    kehidupan manusia yang baik.



b. Semua kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega merupakan percobaan dan latihan
    menerapkan  hasil  studinya  tentang  manajemen,  terutama  mengenai  pengembangan
    kepemimpinannya dalam bentuk secara praktis.
c. Semua kegiatan bagi Pramuka Penegak dan Pandega merupakan percobaan dan latihan
    menerapkan   hasil   studinya   tentang   manajemen,   terutama   mengenai   amal   dan
    pengembangan kepemimpinannya secara praktis didalam membina anak didik.
d. Materi kegiatan yang dilaksanakan mempunyai dua tujuan yang berkaitan yaitu :
1) ke dalam : merupakan pendidikan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka sesuai
    dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
2) Ke luar : sebagai bakti kepada masyarakat dalam rangka pembangunan nasional,
    khususnya pembinaan generasi muda.
d. Materi-materi kegiatan meliputi antara lain :

1) Mental spiritual
2) Patriotisme (cinta tanah air)
3) Idealisme
4) Sosial
5) Kewarganegaraan
6) Seni budaya
7) Cinta alam
8) Keterampilan
9) Ketangkasan
10) Penanggulangan keadaan darurat
11) Kependudukan dan transmigrasi
12) Lingkungan hidup dan kelestarian
    alam

13) Koperasi dan Tabungan Nasional 14) Pertanian (dalam arti luas)
15) Pertukangan dan kerajinan 16) Kebaharian
17) Kedirgantaraan
18)    Keamanan    dan    ketertiban
masyarakat
19) Perayaan dan peringatan hari-hari
    bersejarah
20) Kampanye penerangan, sensor
    film, palang merah,
pemberantasan buta huruf dan
pendidikan kesejahteraan keluarga