Tambak bandeng di pesisir utara Cirebon sudah rusak, miskin hara. Kondisi itu menyebabkan petambak bandeng tidak mungkin mendapat hasil tinggi. Bahkan ada petambak kawakan bilang, beternak bandeng di pesisir utara Cirebon hanya buang uang dan tenaga. Itu memang dirasakan Muhidin, petambak bandeng di Cirebon. Selama 31 tahun bergelut dengan ikan bermulut mungil itu, tak pernah ia meraup untung besar. Kalau tidak rugi, paling pas-pasan.
Kondisi itu berubah sejak Muhidin menerapkan teknologi sederhana. Mula-mula ia mengeringkan kolam lalu menaburkan cacahan 20 gedebong pisang. Menurut Junaedi gedebong pisang kaya unsur fosfor organik yang tidak merusak tanah kolam. Karena tanah tetap gembur, unsur hara di dalam kolam mudah diserap tanaman yang menjadi makanan bandeng yaitu klekap. Penggunaan gedebong cukup 1 kali dalam setahun atau 5 periode. Setelah itu kolam dengan kedalaman 60-80 cm (dasar kolam menyerupai punggung kura-kura) itu diisi air hingga macak-macak. Jangan lupa menyaring air agar tidak banyak predator masuk. Gunakan racun jika terlihat banyak predator. Tiga hari kemudian isi air hingga ketinggian 40-60 cm. Terlalu dalam, sinar matahari yang dibutuhkan tanaman untuk berfotosintesis tidak bisa masuk ke dasar kolam.
Muhidin masih menambahkan 1 liter probiotik untuk meningkatkan kesuburan kolam. Probiotik yang berisi mikroba itu dicampurkan ke dalam 50 liter air, lalu disebar merata ke seluruh kolam. Biarkan kolam selama 3 hari sebelum bibit bandeng ditebar. Bibit yang digunakan berukuran 2,5-3 cm dengan padat penebaran 3.000 ekor. "Idealnya bibit berukuran 5 cm supaya lebih kuat. Tapi karena ketersediaan terbatas, bibit ukuran lebih kecil pun diambil," tutur Muhidin. Tiga pekan berselang Muhidin kembali menambahkan suplemen yang berasal dari ekstrak kotoran walet, sayur-sayuran, dan buah-buahan, serta ikan. Dosisnya sama, 1 liter untuk kolam seluas 4.000 m2. Tujuannya mengantisipasi ketersediaan pakan yang berkurang setelah bandeng tumbuh besar. Suplemen ini boleh digunakan, boleh juga tidak jika klekap yang tumbuh bisa mencukupi kebutuhan ikan.
Meski tanpa pelet, pertumbuhan bandeng luar biasa cepat. Umur 50 hari bandeng sudah besar-besar: sekilo isi 10 ekor. Saat itu juga Muhidin dan Fuji, istrinya, melakukan pemanenan. Padahal biasanya dengan budidaya konvensional dibutuhkan waktu 5-6 bulan untuk mencapai ukuran sama. Itu pula yang Trubus saksikan ketika akhir Desember 2008 berkunjung ke kolam pembesaran milik Muhidin. Puluhan bandeng berumur 43 hari yang diambil sebagai sampel rata-rata berbobot 10-12 ekor/kg. Pertumbuhan cepat karena klekap subur sehingga ketersediaan pakan melimpah. Selain tumbuh supercepat, tingkat kelulusan hidup juga meningkat drastis dari 70% menjadi 98%. Itu lantaran gedebong pisang dan probiotik menstabilkan salinitas dan pH air.
sumber : http://www.trubus-online.co.id